Lampung Barat - Lensa Monitor. Pelaksanaan proyek pembangunan gedung perpustakaan di Kabupaten Lampung Barat yang menghabiskan uang negara miliaran rupiah diduga lepas dari pengawasan konsultan.
Untuk diketahui, Kabupaten Lampung Barat sebentar lagi akan memiliki gedung perpustakaan mewah dua lantai dibangun oleh pemerintah setempat melalui anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dikerjakan oleh CV. Putra Sarana Kontruksi.
Tapi sayang, proyek bernilai 9,7 miliar yang dibangun diatas tanah seluas lebih kurang 2.500 M2 tersebut lepas dari pantauan konsultan pengawas.
Kendati pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk konsultan pengawas untuk memantau pelaksaan pekerjaan konstruksi sesuai ketentuan kontrak dan spesifikasi.
Sampai saat ini pembangunan gedung perpustakaan tersebut sudah tahap pengecoran.
Tapi di lokasi pembangunan gedung tersebut ditemukan sejumlah material yang diduga tidak sesuai spesifikasi.
Tim Lensa Monitor sempat memantau lokasi pembangunan gedung perpustakaan yang berlokasi di kompleks Pemkab Lampung Barat senilai Rp9 miliar lebih itu, Rabu (23/8).
Kemudian terlihat ada batu ukuran besar hampir berbentuk bulat diduga sisa material untuk digunakan sebagai pondasi.
Masih di lokasi yang sama, juga terlihat ada dua tumpukan material (Split) yang berbeda kualitasnya, satu tumpukan tampak bersih, kemudian ada tumpukan lain terlihat ukuran batu split tak beraturan dan mengandung lumpur dan tampak telah ditakar menggunakan bak kuping warna hijau.
Split yang berukuran tak beraturan dan berlumpur itulah yang terpantau digunakan oleh para pekerja, setelah ditelusuri material batu split yang diduga tidak sesuai spesifikasi itu di ambil dari salah satu lokasi tidak jauh dari pembangunan gedung tersebut atau dikumpulkan di salah satu gudang terlebih dahulu.
Tim Lensa Monitor juga sempat menyambangi tempat atau gudang pengumpulan material itu. Terlihat banyak sisa baru split yang ukurannya tak beraturan dan bercampur tanah atau lumpur.
Tim juga berupaya mengonfirmasi konsultan pengawas proyek gedung perpustakaan senilai lebih Rp 9 miliar itu ke konsultan pengawas yaitu Imelda, berdasarkan ilmu yang dimiliki seorang konsultan terkait material split yang ditemukan ukuran tak beraturan dan tampak berlumpur Imelda tak menampik tumpukan material berupa split yang berukuran tak beraturan dan ada lumpur serta telah ditakar itu. "Ia bang," ujarnya.
Sayang, Ilmeda enggan berkomentar lebih jauh, dia hanya mengucapkan terimakasih atas koordinasi teman teman media.
Untuk menjawab berdasarkan keilmuannya, Imelda akan berkoordinasi ke pihak dinas dan kontraktor terlebih dahulu," jelasnya.
"Terimakasih koordinasinya. Saya ijin koordinasi terlebih dahulu ke pihak kontraktor dan dinas," ujar dia, Rabu (21/8). Tapi sampai hari ini Jum'at 23 Agustus 2024, belum memberikan keterangan. (tim).